Selasa, 03 Mei 2022

Sukses melalui Manajemen Kinerja

Semua leader menghendaki organisasi yang dipimpinnya sukses mencapai target. Namun, tak jarang pula dalam akhir term evaluasi malah kegagalan yang didapatkan. Dalam kondisi gagal, Kambing yang paling hitam untuk disalahkan adalah kinerja bawahan/anggota team yang tidak optimal. Sebagai anggota team, yah… terima sajalah kenyataan “hitam” yang diberikan!!!. Padahal secara obyektif, mungkin penyebab kegagalan disebabkan oleh leader yang kurang ahli mengoptimalkan potensi anggotanya.
Ketika ditelusuri lebih mendalam, sesungguhnya ada beberapa alasan yang menjadi penyebab anggota team tidak berkinerja sebagaimana yang diharapkan. Alasan tersebut antara lain, Mereka tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan, bagaimana melakukannya, dan mengapa mereka harus melakukannya. Halangan-halangan di luar kendali team dibiarkan atau diabaikan, tidak yakin apa yang dilakukan itu penting atau akan berhasil. Persepsi cara lama mereka lebih baik, tidak termotivasi, merasa tidak cukup waktu dan tidak mampu. Ataukah struktur kerja yang tidak jelas dan tidak ada feedback. Bahkan masalah pribadi anggota team, kadang menjadi penyebab utama rendahnya kinerja team.
Menghendaki kesuksesan team dalam mencapai target kerja, seorang leader mutlak melakukan manajemen kinerja terhadap anggota teamnya. Manajemen kinerja merupakan proses memastikan tercapainya pemahaman antara leader dan anggota team tentang: apa yang harus dicapai dan mengapa, bagaimana mencapainya, dan kapan batasan waktunya. Sehingga dengan pemahaman yang sama dan jelas akan meningkatkan kemungkinan tercapainya sassaran yang ditetapkan.
Implementasi manajemen kinerja dalam organisasi memiliki sifat karakteristik. Manajemen kinerja senantiasa berfokus pada hasil dan cara, yakni hasil akhir dan perilaku yang ditunjukkan dalam mencapai hasil akhir. Dalam proses ini, Komunikasi dan partisipasi dua arah mutlak diperlukan untuk membangun kesepakatan bersama dalam hal kinerja maksimal yang diharapkan. Sasaran dan prilaku pribadi dalam organisasi senantiasa terfokus pada sasaran organisasi.  Leader dengan cerdas mengenali dan menyingkirkan halangan untuk menuju sukses, serta berupaya menghidupkan motivasi kerja anggota team.
Manajemen kinerja memiliki empat tahapan yang membentuk sebuah siklus yang berkesinambungan. Ke empat tahapan tersebut adalah:

1. Planning

Tahapan merencanakan apa yang akan dicapai, kapan dicapai, dan bantuan apa yang akan dibutuhkan untuk memastikan pencapaian. Hal terpenting dalam tahapan planning ini adalah menentukan Goal Setting organisasi. Goal setting menghasilkan pemahaman tentang yang akan dicapai serta cara bekerja yang dapat meningkatkan probabilitas tercapainya sasaran tersebut. Goal setting meliputi rencana kerja organisasi yang dijabarkan menjadi rencana kerja individu dalam setiap job organisasi.
Sebuah penentuan target/goal akan efektif, bila kalimat yang tertulis dalam target tersebut bersifat Spesifik, Meaurable, Achievable, Realistic, dan Timebound atau diakronimkan menjadi SMART. Dalam hal ini sebuah target haruslah jelas apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya, dapat diukur keberhasilannya dan orang lain dapat memahami atau melihat keberhasilannya. Target memungkinkan untuk dicapai dalam arti tidak terlalu rendah atau tidak terlalu berlebihan, masuk akal dan sesuai kondisi, serta jelas sasaran waktunya.

 2. Coaching

Tahapan ini memastikan ketersediaan waktu dan energi untuk membantu anggota team dalam mengatasi masalah-masalah yang menghalangi tercapainya keberhasilan. Proses ini dilakukan antara leader dan anggota secara terus menerus untuk mengevaluasi kinerja, mendorong perilaku yang positif, dan memberi arahan untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Coaching meliputi diskusi dan komunikasi dua arah antara leader dan anggota team, tidak terbatas oleh waktu atau formalitas (forum pelatihan/training). Dalam hal ini, coaching dapat efektif jika dilakukan dengan prinsip Genuine (tulus), Empowering (memberi semangat) dan Understanding (empati).

3. Reviewing

Merupakan tahapan menilai keberhasilan pencapaian sasaran yang direncanakan. Seorang leader dalam tahapan ini haruslah secara formal menilai prestasi kerja anggota terhadap rencana atau sasaran kerja yang telah disepakati, serta memberikan feedback yang relevan. Dalam hal ini, leader dituntut agar mampu mengidentifikasi dan mendokumentasikan ‘trend’ prestasi kerja, yaitu dengan membandingkan prestasi dengan sasaran kerja. Performance review akan menjadi akhir dari proses manajemen kinerja dan awal manajemen kinerja berikutnya. Selain itu, hasil reviewing akan menghasilkan dokumen formal bagi manejemen kinerja untuk referensi di masa datang. Oleh karenanya, tahapan ini harus dilakukan secara terjadwal, persiapan matang, partisipatif dan mengaitkan prestasi kerja individu dengan kinerja organisasi.

4. Rewarding

Tahapan merupakan tahapan yang sangat dinantikan dan mendebarkan bagi setiap anggota team dalam organisasi. Yakni memberikan penghargaan kepada individu yang telah mencapai sukses dan konsekuensi bagi yang tidak mencapai. Penghargaan yang diberikan kepada anggota team dapat dilakukan dalam beberapa bentuk antara lain, reward secara cash atau non-cash, training and development, succession planning, dan dicipline and procedure. Prinsipnya bahwa tahapan ini merupakan puncak motivasi yang dapat diterima oleh setiap anggota dalam organisasi, baik secara materil maupun dalam peningkatan kapabilitas.
Teori rencana perencanaan sukses di atas oleh Yayasan Pendidikan Soroako telah dijadikan sebagai referensi untuk mencapai kinerja organisasi yang lebih baik di tahun 2008/2009. Untuk memastikan pemahaman konsep ini, semua unsur manejemen sekolah telah dilibatkan dalam pelatihan manajemen kinerja selama 2 hari. Instruktur Pelatihan dari Madania Educational Innovation Center selaku konsultan pengembangan sekolah-sekolah YPS, memberikan keyakinan yang mendalam bahwa implementasi konsep manejemen kinerja dapat mendongkrak performa organisasi di YPS. Seperti apakah wujud dari harapan yang dibebankan di pundak para unsur manajemen sekolah-sekolah YPS di masa datang, para stakeholder akan menjadi saksi dan anak didik kelak menjadi bukti hidup yang harus dipetanggungjawabkan.
Ayo…. YPS Bangkit, Indonesia Bisa…!!!!!!
Source: New feed

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)